Featured Posts Coolbthemes
Jumat, 21 Februari 2014
Kamis, 20 Februari 2014
Pelayanan Pernikahan
Buddha tidak pernah memberikan peraturan baku tentang tata cara upacara pernikahan. Munculnya upacara pernikahan merupakan bagian dari adat istiadat, tradisi atau budaya suatu lingkungan, tempat atau daerah tertentu. Budaya, adat istiadat dan tradisi tersebut tentunya pasti akan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Tata cara pernikahan menurut tradisi di Indonesia, umumnya yang dianggap penting adalah adanya upacara pernikahan secara keagamaan dan pencatatan sipil berdasarkan Undang-Undang Perkawinan.
Dalam tradisi buddhis, Buddha sendiri, lebih menekankan pada hak dan kewajiban sebagai suami atau istri, atau anak terhadap orangtua, yang tentunya hal ini akan lebih bersifat hubungan yang saling menjadikan ada (inter-are) dan universal. Penjelasan ini diuraikan dalam Sigalovada Sutta, khotbah Buddha yang berkaitan dengan etika di masyarakat, yang bersumber dari adat istiadat, kebudayaan, tradisi dan ajaran kebenaran. Sebagai umat Buddha maka agar kita bisa membentuk keluarga bahagia, kita harus mengikuti ajaran Buddha tentang praktik kehidupan yang benar.
Buddha telah menunjukkan dasar-dasar perkawinan yang harmonis, yang serasi, selaras dan seimbang, hal ini dijelaskan oleh Buddha dalam Anguttara Nikaya II, 62:
"Inilah, O perumah tangga, empat jenis pernikahan. Apabila sepasang suami isteri ingin selalu bersama-sama (berjodoh) dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan yang datang maka ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu keduanya harus setara dalam keyakinan (saddha), setara dalam moral (sila), setara dalam kemurahan hati (caga) dan setara dalam kebijaksanaan/pengertian (panna)."
Jadi menurut pandangan buddhis, makna perkawinan merupakan suatu tekad untuk hidup bersama antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga dan bersama-sama mengarungi bahtera rumah tangga dengan suasana kehidupan yang berkesadaran dan penuh harmoni dalam kesetaraan keyakinan, sila, kemurahan hati, dan kebijaksanaan yang berlandaskan pada esensi Buddhadharma.
Untuk mewujudkan adanya pemahaman dan pengetahuan, serta pelaksanaan tata cara upacara pernikahan buddhis yang lebih bermakna sesuai dengan esensi Dharma, maka Ekayana Buddhist Centre memberikan satu dukungan nyata dengan menghadirkan satu bentuk pelayanan pernikahan buddhis.
Persyaratan untuk dapat melakukan upacara pernikahan Buddhis adalah: mengisi formulir yang tersedia.
Kunjungan Kasih
Berdasarkan visi dan misi dari Ekayana Buddhist Centre mengenai semangat cinta kasih dan pengertian tentang interdependensi dalam pelaksanaan pelayanan bagi umat buddha ataupun sesama manusia yang membutuhkan.
Serta merealisasikan dan mewujudkan, semangat dan tekad dalam mempraktikkan hidup berkesadaran dengan menumbuhkembangkan semangat berbagi, sikap peduli dan mau melayani serta membawa praktik Dharma ke kehidupan sehari-hari dan ke tengah-tengah masyarakat.
Maka kegiatan kunjungan kasih adalah salah satu bentuk implementasi dari visi dan misi yang ingin dicapai oleh Ekayana Buddhis Centre dalam menumbuhkembangkan semangat pelayanan. Kegiatan kunjungan kasih diantaranya; kunjungan kasih bagi yang sakit di rumah sakit, di rumah tinggal bagi para lanjut usia, pelimpahan jasa bagi mereka yang telah meninggal dunia, dan lainnya.
Bursa Prapanca
Bursa Prapanca
Bursa Prapanca menyediakan buku-buku Dharma, CD/VCD/DVD, rupang Buddha/Bodhisatwa, dan aksesoris Buddhis lainnya. Selain melayani umat di Ekayana Buddhist Centre, Bursa Prapanca juga melayani umat dari luar daerah serta bursa-bursa dari wihara lain di seluruh Indonesia.
Balai Pengobatan Jivaka
Balai Pengobatan Jivaka – Ekayana Buddhist Centre didirikan pada tahun 1997 dan telah beroperasi sebagai balai pengobatan dengan memberikan pelayanan pengobatan dengan harga terjangkau bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Kegiatan pelayanan yang dilakukan di antaranya:
- Pengobatan umum - Pengobatan gigi dan mulut - Keluarga Berencana
- Kesehatan ibu dan anak - Imunisasi - Lab. sederhana dan TBC
- Sunat - Operasi kecil
Pelayanan rutin dilakukan dari:
Hari Senin s.d. Sabtu pukul 15.00 - 18.00 WIB
Hari Minggu pukul 10.00 – 13.00 WIB
Selain memberikan pelayanan rutin, Balai Pengobatan Jivaka juga melakukan aksi sosial pada waktu-waktu tertentu seperti pengobatan massal gratis, dan sebagainya.
Kata Jivaka pada “Balai Pengobatan Jivaka” berasal dari nama seorang siswa Buddha. Jivaka merupakan seorang dokter yang sangat ahli dalam pengobatan penyakit jasmani. Jivaka merupakan dokter pribadi Buddha dan siswa Buddha lainnya. Di saat Buddha terluka pada kaki-Nya terkena serpihan batu yang digelindingkan oleh biksu Devadatta dari atas bukit untuk membunuh-Nya, Jivakalah yang memberi perawatan. Beberapa ketentuan kedisiplinan para biksu ditetapkan Buddha atas usulannya. Ia juga merupakan siswa Buddha yang dianggap unggul dalam bidang pengabdian pada kemanusiaan. Ia pula yang mengajak Raja Ajatasattu berpaling ke arah Dharma sebagai siswa Buddha. Pengabdian Jivaka pada perkembangan Buddhadharma amatlah besar. Patut untuk dijadikan sebagai teladan bagi kita siswa Buddha.
Untuk itu, Ekayana Buddhist Centre berusaha mendedikasikan upaya pelayanan di bidang kesehatan dan pengabdian pada kemanusiaan bagi masyarakat di sekitarnya dengan menghadirkan Balai Pengobatan Jivaka. Untuk mendukung eksistensi pelayanan dari Balai Pengobatan Jivaka ini secara berkesinambungan, penggalangan dana secara mandiri dan donasi pun dilakukan, salah satu di antaranya adalah keuntungan bersih dari Kantin Vegetarian “Sujata” akan digunakan sebagai subsidi pelayanan pengobatan murah di Balai Pengobatan Jivaka ini.
Kegiatan
Kebaktian Uposatha
Setiap tanggal 1 & 15 (Lunar): Pengulangan Sutra
19.00-21.00wib
Setiap tanggal 8 & 23 (Lunar): Pelafalan Nama Buddha (Nianfo)
19.00-21.00wib
Setiap hari Minggu
08.00-09.30wib
Setiap hari Minggu
17.00-19.00wib
Setiap hari Minggu
08.00-09.30wib
Setiap hari Minggu
08.00-09.30wib
Setiap hari Minggu
10.00-12.30wib
Setiap hari Sabtu
17.00-19.00wib
Setiap hari Minggu
08.00-09.30wib
Setiap hari Kamis (metode Chan/Zen)
19.00-21.00wib
Setiap hari Sabtu (metode Vipassana)
17.00-18.30wib
Setiap hari Sabtu
09.30wib-selesai
Setiap hari Sabtu (minggu I,II,&III)
13.00-17.00wib
Setiap hari Minggu
10.30wib-selesai
Setiap hari Minggu
13.00wib-selesai
Setiap hari Sabtu
19.00wib-selesai
Kegiatan Berkala Lainnya
Selain kegiatan rutin di atas, Ekayana Buddhist Centre juga menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dilakukan secara berkala, antara lain:
- Perayaan Hari Suci Buddhis, seperti Waisak, Asadha, Kathina dan Magha Puja.
- Perayaan Hari Besar Buddha/Bodhisatwa atau Peristiwa Istimewa, diantaranya perayaan hari Bodhisatwa Avalokitesvara, Buddha Bhaisajyaguru, Buddha Amitabha, Ulambana, Cheng Beng, dan lain-lainnya.
- Program Retret Meditasi, Ekayana Buddhist Centre juga menyelenggarakan retret-retret meditasi dari berbagai tradisi buddhis seperti retret meditasi Chan/Zen, Vipassana, Vajrayana, dan retret-retret lainnya.
- Visudhi Trisarana & Upasaka-upasika, bagi mereka yang telah siap menerima Triratna sebagai pelindungnya dan menjalankan latihan moralitas Buddhis dalam hidupnya.
- Children Blessing, pemberkatan anak-anak dengan harapan bahwa mereka dapat memiliki akar terhadap Triratna ke depannya.
- Seminar/Workshop/Ceramah Umum, diselenggarakan dengan pembicara yang handal di bidangnya masing-masing.
- Kegiatan Bakti Sosial, di antaranya donor darah masal, pengobatan massal, pembagian beras/sembako, dan bakti sosial lainnya.
- Buddhist Camp, kegiatan keakraban dan pengembangan nilai-nilai kekeluargaan serta kebersamaan yang saling asah-asih-asuh dalam semangat Buddhadharma di kalangan pemuda Ekayana Buddhist Centre (PMVEG).
- Welcome Party, kegiatan ramah tamah dan penyambutan kepada adik-adik mahasiswa-mahasiswi baru yang berkuliah di kota Jakarta baik dari dalam ataupun luar kota Jakarta.
- Dan berbagai kegiatan lainnya yang diselenggarakan oleh Persamuhan/Himpunan/Organisasi di lingkungan Ekayana Buddhist Centre.
Sejarah agama Buddha
Sejarah agama Buddha
Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Selama masa ini, agama ini sementara berkembang, unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsur kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara. Dalam proses perkembangannya ini, agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua Asia. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan perkembangan banyak aliran dan mazhab, serta perpecahan-perpecahan. Yang utama di antaranya adalah aliran tradisi Theravada , Mahayana, dan Vajrayana (Bajrayana), yang sejarahnya ditandai dengan masa pasang dan surut.
Langganan:
Postingan (Atom)